Kelenjar Getah Bening |
Sistem Getah Bening - Pada artikel ini kita akan membahas tentang salah satu kelenjar yang jarng diketahui oleh orang awam, yaitu kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening merupakan sebuak sistem sirkulasi skunder yang terdapat dalam tubuh manusia. Tidak banyak yang mengetahui apa fungsi dan manfaat kelenjar getah bening tersebut bagi tubuh manusia. untuk itu berikut kami akan memberikan ulasannya secara lengkap.
Definisi dan Fungsi Getah Bening
Sistem getah bening (limfatik) adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh.Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena, mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
Ada beberapa perbedaan antara limfa (getah bening) dengan darah. Diantaranya dapat dijelaskan di bawah ini. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi. Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Perbedaan lain juga terlihat pada pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfa. Fungsi sistem limfatik antara lain sebagai berikut:
- Pembuluh limfatik mengumpulkan cairan berlebih atau cairan limfe dari jaringan sehingga memungkinkan aliran cairan segar selalu bersirkulasi dalam jaringan tuuh.
- Merupakan pembuluh untuk membawa kembali kelebihan protein di dalam cairan jaringan ke dalam aliran darah .
- Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan bahan-bahan berbahaya.
- Nodus memproduksi limfosit baru untuk sirkulasi
- Pembuluh limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi nutrisi yang telah dicerna, terutama lemak.
Namun secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Aliran cairan interstisial
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan yang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.
2. Mencegah infeksi
Sementara kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga mengambil sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening sampai mereka mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk menghancurkan virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel makrofag menelan bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit menghasilkan antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses ini diharapkan akan berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah bening tetapi sistem limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel limfosit akan meninggalkan node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah ketika getah bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi pada jaringan lain. Ini bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung, limpa juga menyaring darah dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring getah bening, sel B dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang telah matang pada limpa (ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T sel yang dapat mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan dapat menangani mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan sitotoksik) yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag limpa menghancurkan sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis. Ada nodul limfatik seperti amandel yang menjaga terhadap infeksi bakteri yang mana ini menggunakan sel limfosit. Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di sumsum tulang merah. Setelah sel-sel ini matang, sel-sel ini kemudian bermigrasi ke jaringan limfatik seperti amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah dan mulai melawan infeksi. Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan sel T yang bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu dalam respon kekebalan.
3. Pengangkutan Lipid (lemak)
Jaringan kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut lemak A, D, E dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna menjadi krem. Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari makanan dan kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke darah. Tanpa sistem limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan banyak penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa-sisa yang membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang diperlukan.
Asal Getah Bening
Ketika darah melalui kapiler-kapiler di dalam jaringan, cairan merembes keluar melalui dinding kapiler yang berpori dan besirkulasi di dalam jaringan tersebut untuk mendarahi setiap sel. Cairan ini disebut cairan jaringan atau cairan interstisial. Cairan ini mengisi interstisium atau ruang antar sel yang terdapat di berbagai jaringan. Cairan ini jernih, encer, dan berwarna jerami, mirip plasma darah yang merupakan asalnya. Apabila darah bersirkulasi hanya melalui pembuluh darah, cairan jaringan bersirkulasi melalui jaringan dan membawa zat-zat nutrisi, oksigen, dan air dari aliran darah ke masing-masing sel dan membawa produk-produk sisa, seperti karbon dioksida, urea, dan air, dan menghantarkan mereka ke dalam darah. Dengan kata lain, cairan ini merupakan medium penghubung antara sel-sel jaringan dan darah. Dari sejumlah cairan yang keluar dari kapiler ke dalam jaringan, sebagian diantaranya kembali ke sirkulasi melalui dinding kapiler, tetapi proses kembali ini lebih sulit daripada proses keluarnya karena adanya aliran darah yang terus-menerus datang dari kapiler. Kelebihan cairan yang tidak dapat kembali langsung ke dalam aliran darah bergabung dan kembali ke aliran darah melalui perangkat pembuluh kedua, yang membentuk sistem limfatik dan cairan yang mengisi pembuluh ini disebut limfa (getah bening).
Komposisi Getah Bening
Sistem limfatik terdiri dari empat macam struktur yaitu
1. Kapiler Limfatik
Kapiler limfatik berasal dari ruang intersel jaringan sebagai pembuluh sangat halus dengan dinding berpori-pori. Kapiler ini menampung kelebihan cairan dari jaringan dan kemudian bergabung membentuk pembuluh limfatik. Dinding kapiler limfe bersifat permeabel, terhadap zat-zat dengan ukuran molekul lebih besar daripada yang bisa lolos dari dinding kapiler darah.
2. Pembuluh Limfatik
Pembuluh limfatik merupakan pipa berdinding tipis dan bisa kolaps, strukturnya mirip dengan struktur vena, tetapi berisi cairan limfe. Pembuluh ini lebih halus dan jumlahnya lebih banyak dari pada vena dan seperti halnya vena, pembuluh ini diperlengkapi dengan katup untuk mencegah aliran cairan limfe ke arah yang salah. Pembuluh limfatik ditemukan pada kebanyakan jaringan, kecuali sistem syaraf pusat, tetapi pembuluh ini khususnya berjalan dalam jaringan subkutan dan melewati satu atau lebih nodus limfatik.
3. Nodus Limfatik (kelenjar getah bening)
Nodus limfatik adalah struktur kecil dengan ukuran bervariasi dari seujung jarum sampai sebesar buah almon. Pembuluh limfatik membawa cairan limfe ke nodus ini dan disebut pembuluh aferen.
Pembuluh ini masuk ke dalam nodus limfatik dan kemudian bercabang dan melepas cairan limfe ke dalam lumen. Cairan limfe kemudian berkumpul kembali ke dalam pembuluh limfatik baru yang disebut pembuluh aferen, yang kemudian akan membawa cairan tersebut selanjutnya dan akhirnya bermuara ke duktus limfatik setelah kemungkinan melewati nodus limfatik yang lain. Nodus limfatik terutama terdiri dari sel-sel yang mirip dengan sel darah putih (limfosit), yang dikumpulkan oleh suatu jejaring, yang terdiri dari jaringan penyambung, yang juga membentuk kapsul nodus limfatik.
Nodus limfatik umumnya berkelompok di berbagai bagian tubuh. Kelompok nodus di leher dan di bawah dagu menyaring cairan limfe dari kepala, lidah, dan dasar mulut. Kelompok nodus di aksila menyaring cairan limfe dari ekstremitas atas dan dinding dada. Kelompok nodus di lipat paha menyaring cairan limfe dari ekstremitas bawah dan dinding abdomen bagian bawah. Kelompok nodus di dalam torak dan abdomen menyaring cairan limfe dari organ-organ internal.
4. Duktus Limfatik
Setelah difiltrasi oleh nodus limfatik, cairan limfe disalurkan oleh pembuluh limfe ke dalam dua duktus limfatik: duktus torasikus dan duktus limfatikus kanan.
Duktus torasikus berukuran lebih besar. Duktus ini berasal di sebuah kantong kecil pada bagian belakang abdomen, yang disebut sisterna cili. Semua pembuluh limfe dari ekstremitas bawah dan organ abdomen dan pelvis bermuara ke dalam sisterna ini. Dari sisterna cili, duktus berjalan ke atas melalui mediastinum di belakang jantung ke arah dasar leher dan kemudian berbelok ke kiri, bergabung dengan pembuluh limfatik dari sisi kiri kepala dan toraks dan ekstremitas kiri, dan akhirnya bermuara pada vena subklavia kiri, pada tempat pertemuannya dengan vena jugularis interna kiri.
Duktus torasikus mempunyai panjang 45 cm dan diperlengkapi dengan katup untuk mencegah cairan limfe mengalir ke arah yang salah. Duktus limfatikus kanan adalah pembuluh yang relatif kecil dan dibentuk oleh gabungan pembuluh-pembuluh limfatik dari sisi kanan kepala dan toraks dan ekstremitas atas kanan pada dasar leher. Panjangnya hanya sekitar 1 cm dan bermuara ke dalam vena subklavia kanan pada tempat pertemuannya dengan vena jugularis interna kanan.
Kedua duktus limfatik menampung semua cairan limfe dan mengembalikannya ke dalam aliran darah. Dari aliran inilah cairan jaringan akan selalu diperbaharui.
Itulah tulisan kami tentang asal dan struktur sistem getah bening serta komposisinya, semoga bermanfaat dan terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar